Saat itu Ustadz baru saja selesai mengisi sebuah kajian
rutin di kampus ternama di kota X. Beliau istirahat bersandar di dinding. Di
sekelilingnya beberapa mahasiswa duduk mengerumuninya.
Kebiasaan Ustadz memang kalau habis ta’lim tidak langsung
pulang, tapi bercengkerama dulu dengan para ikhwah, berbicara santai penuh kehangatan.
Dengan cara itu Ustadz bisa menyelami sekian banyak problem yang dihadapi
ikhwah dan berusaha membantu atau setidaknya memberi solusi syar’inya.
Di antara kerumunan mahasiswa itu, ada yang bernama, sebut
saja, Farhan. Dia kuliah di bidang Geomatika. Farhan berkata,
“Afwan, Ustadz… Ana ingin bicara 4 mata sama Ustadz,
bisa?”
“Oh bisa, bisa……”, jawab Ustadz sambil berdiri dan
berpindah ke sudut masjid yang lain diikuti Farhan.
“Ada masalah apa, Farhan? Ada yang bisa saya bantu?”,
tanya Ustadz.
“Ustadz…ana mau tanya, bagaimana hukumnya menikahi wanita
yang pernah berzina dengan lelaki lain?”
Sejenak Ustadz terkejut, kemudian menjawab, “Menurut
pendapat yang rajih boleh. Pernikahannya sah. Hanya saja, sangat dianjurkan si
wanita itu taubat dulu dengan taubat nashuha. Memangnya kenapa, Farhan?”
Maka Farhan pun memulai cerita lebih kurang sebagai berikut:
Farhan memiliki teman wanita 1 jurusan. Sebut saja namanya Melati.
Alhamdulillah Melati juga sudah ngaji dan cukup istiqomah. Hanya saja, Melati
tidak bisa menahan diri dari fitnah lawan jenis.
Ia pun menjalin hubungan cinta
(pacaran) dengan seorang mahasiswa dari kampus lain, yang juga sudah ngaji,
sebut saja namanya Raffi. Ironis memang.
Sudah sama-sama ngaji tapi masih mau
pacaran. Hubungan mereka pun berlangsung selama kuliah hingga lulus tanpa
sepengetahuan orangtua masing-masing.
Setelah lulus, Melati menyampaikan maksud hati kepada
orangtua ingin menikah dengan Raffi.
Tapi ternyata orangtua Melati menolak
Raffi mentah-mentah, karena Melati telah dijodohkan dengan lelaki lain.
Melati
menolak dengan alasan lelaki itu awam, belum satu manhaj. Tapi orangtua tetap
kekeuh dengan pilihannya.
Karena tak tahan, akhirnya Melati minggat dari rumah. Dia
kabur bersama sang pacar, yaitu Raffi.
Mereka pindah dari kota ke kota. Selama
masa kabur itu, mereka menginap dari hotel ke hotel, dari kost ke kost, sampai
sekitar 3 bulan lamanya.
Parahnya, selama itu pula mereka telah berzina,
melakukan hubungan suami istri. Na’udzubillah ya Allah…….
Selama itu pula, Melati putus kontak dengan keluarga. Dia
hanya mau pulang bila diizinkan menikah dengan Raffi. Melati sudah cinta mati
kepada Raffi.
Pun sebaliknya dengan Raffi terhadap Melati. Saking cintanya
sampai mereka jadi gelap mata gelap hati, hingga terjadilah perbuatan nista
yang tak sepatutnya dilakukan.
Tapi Melati masih sering komunikasi dengan Farhan. Melati
menceritakan semua yang ia alami.
Farhan hanya bisa menasihati agar Melati mau
pulang. Orangtua adalah segalanya. Jangan hanya karena demi cinta, lantas
durhaka kepada orangtua, apalagi sampai melanggar kesucian.
Melati pun luluh. Dia akhirnya pulang ke rumah. Tapi
orangtua tetap tidak bisa merestui kehadiran Raffi.
Mereka tidak peduli
meskipun putrinya telah direnggut kesuciannya oleh Raffi. Malah mereka makin
tidak ridho.
Mereka berpikir kalau memang Raffi anak yang sholih, tentu tak
akan mengajak putrinya ke dalam lembah perzinaan.
Sekian lama berlalu. Karena restu tak kunjung tiba, Raffi
pun malah memutuskan cintanya terhadap Melati, kemudian menikah dengan wanita
lain. Lengkap sudah derita Melati ! Ia tak menyangka Raffi tega mencampakkannya
dalam kondisi seperti ini.
Melati down, trauma, dan seolah kehilangan semangat hidup.
Ia curhat ke Farhan ingin bunuh diri. Ia tak sanggup menahan segala beban
hidupnya.
Ia merasa sudah kotor seperti sampah yang tak ada gunanya. Untuk apa
lagi hidup?? Tapi Farhan selalu menasihatinya agar kuat dan terus bersabar.
Bahkan demi “menyelamatkan” hidup Melati yang begitu rapuh, Farhan bersedia
setulus hati untuk menikahi Melati.
Farhan tidak perduli dengan segala masa
lalu Melati. Dia hanya minta agar Melati melupakan Raffi, dan membenahi diri
demi menyambut masa depan baru yang lebih baik. Membuka lembaran baru yang
lebih taat di jalan Allah.
Alhamdulillah…..karena melihat kondisi putrinya yang makin
ngedrop, orangtua Melati mengizinkan Farhan menikahinya. Maka Farhan dan Melati
pun mempersiapkan segala sesuatunya untuk menuju pelaminan.
……………………………………………………………….
Mendengar cerita Farhan, tak terasa setetes airmata Ustadz
jatuh di sudut kelopak matanya. Tak disangka, zaman seperti ini, masih ada
pemuda yang setulus Farhan; yang rela membuang segala ego pribadinya demi menyelamatkan
dan membahagiakan orang lain. Semoga Allah selalu menjaga dan memberkahi
rumahtangga mereka. Aamiin..
Post A Comment:
0 comments: