Seperti yang telah kita ketahui, jodoh, rizqi, dan ajal kita
memang sudah ditentukan. Akan tetapi, kita diberi ruang ikhtiar untuk memilih
yang terbaik bagi kita. Dan alangkah baiknya jika pilihan itu juga yang terbaik
di mata Allah SWT. Hal demikian dapat kita peroleh jika terdapat kesesuaian
dalam pandangan syari’at yang dibawa Nabi SAW. Karena pada dasarnya tidak ada
satu pun masalah yang luput dari pandangan agama.
BACA JUGA :
Sebagaimana beliau SAW bersabda:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلىَ اْلمحجَةِ اْلبَيْضَاء ليلها كَنَهَارِها لاَ
يزيغ عَنْهَا بَعْدِي إِلاَ هَالِكٌ _ رواه ابن ماجه
“Aku tinggalkan kalian dalam jalan yang sangat putih jelas
(syari’at yang gamblang dan jelas), malamnya terlihat seperti siang (dari
sangat jelasnya). Tidak berpaling darinya setelah aku tiada, kecuali orang itu
akan binasa." – HR Ibnu Majah.
Jadi, dengan dasar hadits tersebut, jelaslah bahwa
semua hal telah dijelaskan Nabi SAW, tak terkecuali masalah kriteria calon
suami yang baik bagi seorang wanita.
Dalam pandangan agama, kriteria
suami yang baik bagi seorang istri tidaklah ditentukan karena ketampanan atau
kekayaannya, akan tetapi ditentukan oleh ketaqwaannya. Nabi SAW bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَكُمْ
مَنْ تَرْضَوْنَهُ دِيْنَهُ وَأَمَانَتَهُ فَزَوِّجُوْهُ إِنْ لَمْ تَفْعَلُوْا
تَكُون فِتْنَةٌ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ _ رواه ابن حبان
“Jika telah datang seseorang kepada kalian untuk meminang, yang
kalian rela dan senang dengan agama dan amanatnya, kawinkanlah ia; jika tidak
kamu lakukan, akan terjadi suatu fitnah dan kerusakan yang besar.” –
HR Ibnu Hibban.
Jadi, lihatlah dari segi agamanya dan amanatnya. Jika ia
demikian adanya, berarti ia calon suami yang baik, dan keduanya merupakan sifat
seseorang yang bertaqwa.
Suatu ketika, Imam Hasan
Al-Bashri didatangi seseorang, ayah seorang putri yang sangat cantik.
Lelaki itu bertanya kepadanya, “Wahai Imam, putriku adalah seorang wanita yang
sangat cantik dan sudah banyak lelaki yang meminangnya.
Di antara mereka ada anak orang kaya, anak pejabat, dan anak
seorang qadhi (hakim). Lalu, kepada siapa aku kawinkan putriku?” .Imam Hasan
Al-Bashri menjawab, “Kawinkan ia dengan yang paling bertaqwa di antara
mereka. Karena, bagi seorang lelaki yang bertaqwa, jika dia mencintai putrimu,
ia akan memuliakan putrimu. Dan jika ia tidak menyukai putrimu, ia tak ‘kan
menzhaliminya.”
Karena itu, carilah lelaki yang bertaqwa. Tentunya, tidak
mungkin seseorang bertaqwa tanpa mempunyai ilmu agama. Jadi carilah seseorang
yang mempunyai ilmu agama, apa pun pekerjaannya. Insya Allah, ia akan
berbahagia di dunia hingga di akhirat nanti.
Sumber : Habib Segaf baharun
Post A Comment:
0 comments: