Sejuta kisah cinta bertebaran di muka bumi. Ini hanya secuil kisah itu.
Alkisah, seorang pemuda bernama Abdullah tinggal di Jeddah, Arab Saudi. Ia pernah hampir mati tenggelam di kolam renang di sebuah club olahraga. Selama 15 menit, ia tenggelam di dalam air. Peristiwa itu mengakibatkan kerusakan besar pada otaknya hingga membuatnta lumpuh. Insiden itu mengubah hidupnya secara total. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri untuk Islam.
Kisah cintanya dimulai saat Abdullah Bani’mah, yang tubuhnya benar-benar lumpuh, hadir dalam sebuah program televisi. Ia menyampaikan pesan-pesan Islam di beberapa negara di dunia.
Suatu hari, seorang pemudi menonton acara televisi tersebut. Ia kagum pada Abdullah. Ia bersegera mencari ayahnya. Pemudi itu berkata bahwa ia ingin menikahi Abdullah. Sebab, Abdullah adalah pemuda yang beranian dan ikhlas menjalani kelumpuhan. Abdullah juga mendedikasikan dirinya untuk Islam.
Singkat cerita, mimpi pemudi itu menjadi kenyataan. Ia dan Abdullah menikah dengan bahagia. Kerabat dan kawan mereka memberikan selamat pernikahan kepada mereka di Al-Salam Wedding Hall di Jeddah.
Dhaiffal bin Saad al-Ghamadi, ayah pemudi itu, mengungkapkan alasan putrinya ingin menikahi Abdullah. Putrinya ingin menikah dengan Abdullah agar mereka berdua bisa saling bahu-membahu di jalan Allah. Dhaiffal berkata, “Putriku, yang bekerja sebagai guru di salah satu sekolah tahfidz Al-Quran di Jeddah, memilih Abdullah berdasarkan keinginannya sendiri. Setelah bersikeras ia ingin menikahinya, Saya tunduk pada keinginannya.”
Omar Banamh, ayah pengantin pria, berharap Abdullah bisa melihat anak-anaknya lahir dan tumbuh dengan normal. Omar berkata, “Saya tidak tahu harus berkata apa-apa melainkan berdoa kepada Allah untuk memahkotai pernikahan ini dengan memberkahi mereka dengan keturunan yang shalih.”
Abdullah tentu gembira dengan pernikahannya. “Pada awalnya Saya tidak percaya ini adalah keinginannya. Dia sangat mengejutkanku. Saya tidak akan pernah melupakan kemuliaan dirinya dan bersikeras menerima saya sebagai suaminya. Saya berdoa kepada Allah setiap siang dan malam untuk membuat saya mampu membahagiakannya sepanjang hidup saya,” ucapnya. Abdullah menambahkan bahwa ia tidak akan pernah melupakan banyaknya orang yang hadir untuk mendoakan pernikahan bahagianya.
Sungguh, tidak banyak orang yang dapat menerima kecacatan orang lain, terlebih menjadi pasangan hidupnya atau pasangan anaknya. Keluarga Al-Ghamadi adalah keluarga terpandang dari “kalangan atas”. Tetapi hal itu tidak membuat mereka malu menerima seorang shalih yang memiliki kekurangan fisik.
Inilah anjuran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bagi para orangtua. Selayaknya para orangtua menerima calon suami yang baik agama dan akhlaknya bagi puteri mereka.
Kisah sekaligus dukungan bagi para muslimah. Jika sudah siap menikah. Segera saja lapor kepada ayah. Jangan terjerumus ke lembah maksiat.
Post A Comment:
0 comments: