Salah satu pesan Rasulullah sekaligus adab dalam bepergian
adalah, janganlah seorang laki-laki yang bepergian (safar), ia pulang
mendatangi istrinya di malam hari.
Mengapa?
Dalam kitab Al Ishabah, Ibnu Hajar Al Asqalani
menceritakan asbabul wurud hadits yang melarang pulang safar di malam hari.
Telah beberapa hari sahabat itu bepergian.
Dan malam ini, ia
pulang ke Madinah dan langsung menemui istrinya. Betapa kaget dirinya, ternyata
ada seseorang yang bertubuh tinggi besar tidur di samping istrinya. Ia langsung
menghunus pedang dan berniat menebas orang itu.
Untungnya, ia terlebih dulu
mencolek istrinya dengan pedang tersebut dan bertanya, “Siapa orang ini?”
“Ini Fulanah, si tukang sisir. Ia tadi mendandaniku dan
karena terlambat pulang, ia menginap di sini,” jawab sang istri.
Alhamdulillah… hampir saja ia melakukan kesalahan fatal jika
saja tidak bersabar dan langsung menebaskan pedangnya ke orang tersebut, yang
ternyata adalah perempuan tukang sisir.
Paginya, usai shalat Subuh, sahabat ini menghadap Rasulullah
dan menceritakan kisahnya semalam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
lantas bersabda,
إِذَا دَخَلْتُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ
طُرُوقاً
“Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah
ia mendatangi istrinya di malam hari” (HR. Ahmad)
Mengapa Rasulullah melarang seorang suami pulang safar
menemui istrinya di malam hari? Dalam riwayat yang lain disebutkan alasannya.
إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوقًا
حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ
“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari
maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar
wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir
rambutnya” (HR. Muslim)
Inilah alasannya. Ketika ditinggal suaminya lama bepergian,
lalu tiba-tiba suaminya datang di malam hari, dikhawatirkan istrinya tersebut
tidak siap menyambutnya.
Rambutnya masih acak-acakan. Bulu-bulu rahasianya
mungkin juga tidak terawat dan baunya sangat tidak sedap. Karenanya menurut
para ulama, seorang suami makruh pulang dari bepergian secara tiba-tiba di
malam hari, apalagi secara sembunyi-sembunyi.
Kalaupun terpaksa pulang di malam
hari, dianjurkan untuk menyampaikan kabar terlebih dulu.
Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits ini dalam Syarah
Shahih Muslim, beliau mengatakan bahwa larangan ini berlaku bagi yang bepergian
lama dan datang mendadak tanpa pemberitahuan. Adapun musafir yang sudah
memberitahu sebelumnya, maka tidak termasuk dalam larangan ini.
“Adapun jika safarnya dekat dan istrinya pun mengharapkan
kedatangannya pada malam hari, ” terang beliau, “maka pulang malam pun boleh.
Begitu pula jika telah ada informasi awal yang memberitahukan kedatangannya
kepada istri dan keluarganya, hal ini pun tidak mengapa.”
Imam Asy Syaukani menjelaskan dalam Nailul Authar bahwa
hikmah dilarangnya musafir mendatangi istri pada malam karena kemungkinan ia
mendapati istrinya yang tak menyadari kedatangannya, sehingga ia tidak siap
membersihkan diri dan bersolek.
Mengapa suami perlu memberitahukan kedatangan dan istri
perlu menyambutnya dengan bersih dan rapi? Demikianlah Islam mengatur sesuai
fitrah manusia. Suami istri yang berpekan-pekan terpisah oleh safar tentu
merasakan kerinduan dan menantikan kehangatan kasih sayang antara keduanya.
Islam pun mensunnahkan untuk mensegerakan berhubungan sekembalinya suami dari
safar. Tentu hal itu bisa berjalan dengan baik jika keduanya telah siap;
bersih, harum, rapi. Para sahabat dan shahabiyah sangat mengerti dengan sunnah
ini.
Itulah mengapa ketika Abu Thalhah pulang dari berjihad, Ummu Sulaim
menyambutnya dengan hangat dan mengajaknya ke tempat tidur meskipun saat ini
anaknya baru saja meninggal. Ummu Sulaim melupakan kesedihannya kehilangan
putra dan tidak ingin suaminya terpikirkan kabar duka itu hingga kehilangan
gairahnya. Justru karena kesabaran inilah, keesokan harinya Rasulullah
mendoakan keberkahan bagi keduanya.
Bagaimana dengan zaman sekarang? Masih terlarangkan pulang
malam dari bepergian, sementara terkadang kita dapat jadwal kendaraan (pesawat
terbang atau kereta api) malam?
Di zaman dulu, memberikan kabar kedatangan tidak bisa secara
tiba-tiba.
Tetapi sekarang, semuanya menjadi mudah dengan adanya alat
komunikasi (telepon atau HP). Kita bisa mengabarkan kepulangan kita melalui
telepon, SMS, WhatsApp, BBM dan sejenisnya.
Sehingga istri bisa bersiap-siap
menyambut seperti sabda sang Baginda. Kendati demikian, pulang terlalu larut
malam juga tidak baik karena bisa jadi istri telah tertidur atau tetangga
terganggu dengan kedatangan kita.
Wallahu a’lam bish shawab.
Post A Comment:
0 comments: