Ada perhiasan yang jauh lebih indah dari berlian emas.
Bahkan perhiasan ini menandingi keindahan mutiara Swarovski. Perhiasan itu
bernama wanita shalihah. Pada sebuah hadits dikatakan, "Sesungguhnya dunia
itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah."
(HR. Muslim no. 1467)
Wanita shalihah yang telah menikah merupakan sebaik-baik
perbendaharaan yang dimiliki oleh seorang lelaki. Pada sebuah hadits dikatakan,
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baika perbendaharaan seorang
lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila
diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga
dirinya." (HR. Abu Dawud no 1417)
Sifat-sifat istri shalihah, sebagian dijelaskan oleh Allah
dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagiannya lagi sesuai dengan
penilaian ‘urf (adat). Sebab, pasangan suami istri diperintahkan untuk saling
mempergauli dengan baik sesuai dengan ‘urf.
1. Segera
menyahut dan hadir apabila dipanggil oleh suami yang mengajaknya berhubungan.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seorang lelaki mengajak
istrinya ke tempat tidur, lalu istri itu menolak. Kemudian, suami itu bermalam
dalam keadaan marah, maka istrinya itu dilaknat oleh para malaikat hingga waktu
pagi.”
2. Tidak
membantah perintah suami selagi tidak bertentangan dengan syariat. Firman
Allah, Maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) (QS
An-Nisaa : 34). Terkadang pendapat suami bertentangan dengan pendapat istri,
karena pendapat istri lebih baik. Seorang istri yang shalihah hendaknya ia
menyampaikan pendapatnya tersebut kepada sang suami akan tetapi ia harus ingat
bahwasanya segala keputusan berada di tangan suami, apapun keputusannya selama
tidak bertentangan dengan syari’at.
3. Tidak bermuka
masam di hadapan suami.
4. Senantiasa
menggunakan perkataan yang baik saat berbicara dengan suami, yatu perkataan
yang lemah lembut. Perkataan yang kasar dari mulut seorang istri dapat membuat
suami dongkol dan melupakan kebaikan-kebaikan istri.
5. Tidak
memerintahkan suami untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan wanita, seperti
memasak, mencuci, memandikan dan mencebok anak-anak. Akan tetapi, sesekali
seorang suami baiknya memahami kondisi istri dan membantu pekerjaan istri.
Demikian sebaliknya
6. Keluar rumah
hanya dengan izin suami.
7. Berhias hanya
untuk suami. Tidak hanya berhias saat hendak keluar rumah saja. Sebaiknya, saat
keluar rumah, seorang istri tidak berlebihan dalam berhias.
8. Tidak
membenarkan orang yang tidak diizinkan suami masuk/bertamu ke dalam rumah.
9. Menjaga waktu
makan dan waktu istirahatnya karena perut yang lapar akan membuat darah cepat
naik. Tidur yang tidak cukup akan menimbulkan keletihan.
10. Menghormati
mertua serta kerabat keluarga suami. Terutama ibu mertua, sebab suami dianjurkan
berbakti kepadanya. Seorang istri yang baik harus mengalah kepada ibu
mertuanya, dan berusaha mengambil hati ibu mertuanya. Bukan malah menjadikan
ibu mertuanya sebagai musuh, meskipun ibu mertuanya sering melakukan kesalahan
kepadanya atau menyakiti hatinya. Paling tidak ibu mertua adalah orang yang
sudah berusia lanjut dan juga ia adalah ibu suaminya.
11. Berusaha
menenangkan hati suami jika suami sedang gundah, bukan malah banyak menuntut
kepada suami sehingga menambah beban suami.
12. Segera minta maaf
jika melakukan kesalahan kepada suami, dan tidak menunda-nundanya. Nabi
shallallahu ‘alaihi bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian….tentang
wanita-wanita kalian penduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang (kepada
suaminya), yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepada suaminya, yang
jika suaminya marah maka iapun mendatangi suaminya lantas meletakkan tangannya
di tangan suaminya seraya berkata, “Aku tidak bisa tenteram tidur hingga engkau
ridho kepadaku” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Sahihah no 287). Karena
sebagian wanita memiliki sifat angkuh, bahkan malah sebaliknya menunggu suami
yang minta maaf kepadanya.
13. Mencium tangan
suami tatkala suami hendak bekerja atau sepulang dari pekerjaan.
14. Mau diajak oleh
suami untuk sholat malam, bahkan bila perlu mengajak suami untuk sholat malam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah merahmati
seorang lelaki (suami) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan
ia membangunkan istrinya hingga istrinya pun shalat. Bila istrinya enggan, ia
percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita (istri)
yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suaminya
hingga suaminya pun shalat. Bila suaminya enggan, ia percikkan air ke
wajahnya.” (HR Abu Dawud no 1308)
15. Tidak menyebarkan
rahasia keluarga, terlebih lagi rahasia ranjang. Menutup aib-aib suami, serta
memuji suami agar menambahkan rasa sayang dan cintanya.
16. Tidak membentak
atau mengeraskan suara di hadapan suami.
17. Bersifat qona’ah
sehingga tidak banyak menuntut harta kepada suami.
18. Tidak menunjukkan
kesedihan tatkala suami sedang bergembira, dan sebaliknya tidak bergembira
tatkala suami sedang bersedih, akan tetapi berusaha pandai mengikut suasana
hatinya.
19. Memperhatikan
kesukaan suami dan jangan sampai suami melihat sesuatu yang buruk dari dirinya
atau mencium sesuatu yang tidak enak dari tubuhnya.
20. Mengatur uang
suami dengan sebaik-baiknya dan tidak boros, sehingga tidak membeli
barang-barang yang tidak diperlukan.
21. Tidak
menceritakan kecantikan dan sifat-sifat wanita yang lain kepada suaminya yang
mengakibatkan suaminya bisa mengkhayalkan wanita tersebut, bahkan
membanding-bandingkannya dengan wanita lain tersebut.
22. Menasehati suami
dengan baik tatkala suami terjerumus dalam kemaksiatan, bukan malah ikut-ikutan
suami bermaksiat kepada Allah, terutama di masa sekarang ini yang terlalu
banyak kegemerlapan dunia yang melanggar syari’at Allah
23. Menjaga
pandangannya sehingga berusaha tidak melihat kecuali ketampanan suaminya,
sehingga jadilah suaminya yang tertampan di hatinya dan kecintaannya tertumpu
pada suaminya. Tidak sebagaimana sebagian wanita yang suka
membanding-bandingkan suaminya dengan para lelaki lain.
24. Lebih suka
menetap di rumah, dan tidak suka sering keluar rumah.
25. Jika suami
melakukan kesalahan maka tidak melupakan kebaikan-kebaikan suami selama ini.
Bahkan sekali-kali tidak mengeluarkan perkataan yang mengisyaratkan akan hal
ini.
Karena sebab terbesar yang menyebabkan para wanita dipanggang di api
neraka adalah tatkala suami berbuat kesalahan mereka melupakan dan mengingkari
kebaikan-kebaikan suami mereka.
Wahai wanita muslimah! Jika sebagian besar sifat-sifat di
atas tercermin dalam dirimu, hendaknya engkau bersyukur kepada Allah dan
berusaha untuk menjadi yang terbaik dan terbaik.
Jika ternyata kebanyakan
sifat-sifat tersebut kosong dari dirimu, hendaknya engkau instrospeksi diri dan
berusaha memperbaiki dirinya. Ingatlah bahwa surga seorang istri berada di
bawah telapak kaki suaminya.
Seorang suami juga harus menyadari bahwa istrinya bukanlah
bidadari sebagaimana dirinya juga bukanlah malaikat. Sebagaimana dirinya tidak
sempurna maka tidak selayaknya ia menuntut agar istrinya juga sempurna.
Jazakumullah khairan khatsiran.. sangat bermanfaat
BalasHapus